Membahas mengenai public speaking sebenarnya bukan hal asing untuk saya karena memang sejak duduk di bangku sekolah sudah biasa dilatih untu...
Membahas mengenai public speaking sebenarnya bukan hal asing untuk saya karena memang sejak duduk di bangku sekolah sudah biasa dilatih untuk berbicara didepan guru dan teman untuk mempresentasikan tugas bahkan sampai kuliah kegiatan ini justru semakin sering dilakukan.
Kebetulan saya sekolah di pesantren tapi bukan pondok jadi saya masih bisa pulang ke rumah. Setiap Ahad di pesantren selalu ada kegiatan pembacaan bai’at yang terjadwal untuk seluruh santri dilanjut dengan sesi seperti ceramah tapi masih di tingkat siswa jadi mau tidak mau kami harus siap dengan materi yang akan disampaikan pada hari itu.
Ada pun pengalaman terbesar saya semasa sekolah yaitu ketika menjadi MC di acara perpisahan pesantren untuk kakak kelas yang waktu itu saya sendiri masih kelas X, tentunya dengan pengalaman yang masih sebatas presenter untuk kelompok presentasi belajar saya membutuhkan banyak latihan yang intents. Maka hampir satu bulan lamanya saya dibimbing oleh ustadzah Ifah Latifah seorang guru konseling di sekolah, saya memang sangat beruntung bisa berlatih public speaking bersama beliau mengingat para tamu undangan adalah orang-orang terhormat yaitu para orangtua murid serta tamu undangan lain yang basic nya berbeda-beda dan alhamdulillah saya berhasil melaluinya dengan baik dan tak sedikit asatidz yang bangga bahkan ada satu pesan yang masih saya ingat sampai sekarang dari ustadz Zamzam yang mengatakan dengan bahasa Arab bahwa performance saya bagus dan jika terus diasah public speaking nya maka suatu hari saya bisa menjadi orang sukses 🙂
Seiring berjalannya waktu dengan pengalaman-pengalaman itu saya malah tertarik untuk terjun menjadi pengajar. Sejak lulus Muallimien saya ditawari untuk mengajar di jenjang SD sambil terus belajar hingga ahirnya memutuskan pindah-pindah sekolah karena ingin mendapatkan pengalaman mengajar lain hingga jenjang TK hingga SMP dan SMA. Luar biasa pengalaman itu karena teknik berbicara bersama mereka itu tidak sama banyak teknik mengajar yang saya pelajari dan salah satunya yaitu teknik public speaking.
Vacum selama bertahun-tahun karena menjadi seorang ibu rumah tangga yang total hanya beraktivitas dirumah saya mendapatkan diri saya yang stuck saat berbicara di depan umum dengan audience yang asing. Ya saya memang aktif berkomunitas tapi jarang sekali kopdar jadi hanya sebatas berkomunikasi melalui pesan di social media. Jarang bercengkrama dengan orang-orang menjadikan saya terlihat linglung. Hehe
Menyadari hal itu saya tertarik mengikuti kelas Public Speaking bersama CEO Indscript yaitu Indari Mastuti dengan penyertanya yaitu Ibu Atalia Prataya atau lebih dikenal dengan panggilan Atalia Kamil istri dari Walikota Bandung Ridwan Kamil.
Banyak ilmu yang saya dapat saat mengikuti kelas public speaking ini dengan materi yang luar biasa keren karena jurus-jurus untuk kuasai public speaking di share disini dan yang terpenting adalah prakteknya karena kelas ini total prakteknya 90% jadi semua peserta diwajibkan untuk pakai satu teknik di tiap sesi untuk di praktekan, pengalaman luar biasa karena memang menantang sekali khususnya untuk saya yang sudah bertahun-tahun tak berbicara didepan public.
Siapa Yang Membutuhkan Public Speaking?
Public speaking itu penting bukan untuk mereka yang berprofesi sebagai presenter atau MC saja ternyata setiap orang butuh public speaking karena banyak aspek yang membutuhkan penjelasan melalui BICARA. Tidak hanya berbicara dihadapan semua orang, untuk anggota keluarga bahkan tetangga pun kita membutuhkan sebuah teknik berbicara karena dengan kita menguasai teknik public speaking maka hubungan sosial akan terjalin lebih baik. Terutama jika kita adalah seorang pelajar, profesional, guru, birokrat, pengusaha bahkan orangtua maka menguasai public speaking adalah hal yang wajib sebagai usaha pengembangan diri hingga pengembangan bisnis agar cara membedah karya-karya yang kita miliki bisa terampaikan dengan baik dengan syarat kita menguasai kunci dari public speaking itu sendiri yaitu berlatih, memiliki keunikan, mengangkat bahasan yang baru, serta efektif dan efisien.
Kegagalan Public Speaking
Tidak ada sesuatu yang tercipta tanpa persiapan maka latihan dan terus berlatih adalah kunci utama menuju kemahiran. Ada pun kegagalan yang dialami saat public speaking adalah saat kita tidak berlatih yang berarti tidak ada persiapan maka akan terjadi hal-hal seperti:
- Tidak menguasai materi terlihat dari body language yang terus menunduk membaca text
- Materi yang disampaikan sudah usang dan banyak orang tahu alias “KUDET” kurang update
- Terlihat gugup, sehingga berpuluh-puluh kali diam untuk berpikir dan berkata “ummmm”
- Membosankan bagi audience karena intonasi suara yang datar dari awal sampai akhir
- Basa-basinya terlalu banyak bahkan sampai bosan membahas selamat pagi yang begitu panjang. Hehe
- Tidak interaktif, terlalu fokus sama materi sampai audience tidak diberi kesempatan bertanya. Wow…
- Kurang riset sampai-sampai berita hoax pun dijadikan materi. Oalaaah 😀
- Tidak yakin dengan apa yang disampaikan terbukti dengan adanya kata “Mungkin” loh kok 😀
- Tidak percaya diri melakukannya. Kalau menurut saya ini bisa bersumber dari salah kostum kalau ini, hihihi
- Kurang BERLATIH dari KETIDAKSEMPURNAAN. Tuh kan, makanya latihan dengan seseorang agar ada koreksi 😀
Saat berlatih kita bisa menghindari sepuluh point kegagalan diatas dengan melakukan langkah-langkah penting saat menjadi pembicara dengan mengenal forum itu sendiri yaitu dengan mengenali siapa yang akan menjadi pendengar kita, lalu siapkan topik yang cocok untuk kalangan tersebut, jangan lupa asah dan latih cara menyampaikan kita dengan teknik berlatih story telling yang tepat hingga mengatur intonasi saat berbicara, jangan lupa ekspresi kita juga harus terlihat antusias agar pendengar juga bersemangat mendengarkan apa yang dibahas dan agar materi tersampaikan dengan tepat tanpa ada yang tertinggal persiapkan slide yang “Gue Banget”
Setelah kita menjajal kemampuan dasar public speaking diatas barulah kita melangkah pada teknik-teknik lain agar pendengar tidak bosan terutama jika menjadi seorang pembicara rutin dalam suatu forum atau kelas maka teknik-teknik ini sangat lah dibutuhkan, bahkan menggabungkan berbagai macam teknik dalam satu presentasi akan terlihat sangat variatif dan tidak membosankan dan rahasia lain adalah kita tidak perlu banyak berbicara loh, beneran. Teh Indari memaparkan 15 teknik public speaking di kelas public speaking for bussiness women kemarin. Dari ke-15 teknik tersebut semua peserta diminta untuk mempratekan teknik yang kami rasa pas untuk dijadikan acuan saat berbicara didepan dengan urutan 3 teknik di setiap sesi nya maka tak ada yang terlewatkan satu pun dari kami untuk praktek. Uh ini sesi yang sangat menegangkan tapi asyik 😀
Banyak inspirasi yang saya dapatkan dengan mengikuti public speaking class for business women, mengingat saya sendiri saat ini tak memiliki bisnis apa pun. Investasi yang sangat berharga dan sepadan dengan ilmu yang didapat belum lagi manfaat menjalin relasi dengan pebisnis perempuan yang hebat-hebat dan kreatif. Ingat pesan saat mengikuti kelas ini adalah pernyataan bahwa perempuan yakni seorang ibu adalah sekoci keluarga dimana saat terjadi masalah keuangan dalam keluarga yang tak pernah diketahui kapan tiba maka sang ibu siap untuk menjadi penyelamat awak kapal karena mempunyai tabungan dengan hasil menyisihkan uang sisa belanja atau bahkan menjadikannya lebih banyak dari keuntungan bisnisnya yang dijalani.
Jika menggabungkan pesan yang saya ingat dari guru saya dulu di masa sekolah dan dikaitkan dengan ini tentu sangat erat sekali karena untuk meraih sukses kita harus meningkatkan kualitas sosial dengan melatih EQ kita dalam public speaking begitupun dengan berbisnis, public speaking ini penyokong terbesar menuju suksesnya 🙂
COMMENTS