Haffie Ibrahim Hakim Nama baru dan baru dilegalkan pada Juli 2015 saat dia akan masuk Taman Kanak-kanak. Why? Proses Kelahiran Anak tampan k...
Haffie Ibrahim Hakim Nama baru dan baru dilegalkan pada Juli 2015 saat dia akan masuk Taman Kanak-kanak. Why?
Proses Kelahiran
Anak tampan kesayangan bunda ini lahir pada 11 Februari 2010 hari Kamis pukul 9.54 dengan Berat badan 3750 gram dan panjang 55 cm. Saya melahirkannya dengan proses SC karena pada saat itu bayi tak masuk panggul padahal sudah pembukaan 9 sudah takdir Alloh saya berangkat dari rumah dengan niat ingin kontrol kondisi janin saya namun sebelum berangkat terlihat tanda-tanda kelahiran seperti keluar flek dan mulas.
Pagi itu saat saya bersiap untuk pergi kontrol tiba-tiba ada sakit yang agak nyelekit di bagian pinggang sampai ke paha berasa ada yang narik tapi saya masih bisa menahan hanya bilang saja pada anggota keluarga kalau saya sudah merasakan tanda-tanda akan melahirkan saya pun kembali jalan kaki kecil di halaman rumah (saat itu saya dan suami tinggal dirumah orangtua saya) mama saya pun yang sedang mengerjakan aktifitas ibu di pagi hari terhenti sejenak karena khawatir dan berjaga-jaga jikalau benar saat itu saya akan melahirkan. Tak ada rasa panik yang saya rasakan saat itu santai saja karena memang sudah mempersiapkan dengan tekhnik-tekhnik hypnobirthing. Masih dalam kondisi berjalan tiba-tiba ada sesuatu yang keluar aku pun pergi ke toilet dan itu adalah flek yang semakin banyak keluar, setelah memakai pembalut saya dan suami memutuskan untuk pergi ke Rumah Sakit Bersalin tak lupa kami pamit menemui bibi ku karena saat itu terlewati. Bibi ku memberi saran kalu memang sudah ada tanda-tanda bawa saja perlengkapan untuk melahirkan biar ga repot pulang-pergi ya suamiku kembali kerumah dan membawa setu tas yang telah ku siapkan jauh-jauh hari, kami pun berangkat menggunakan taxi.
Sesampainya di Rumah Sakit Bersalin suami bertanya di lobi harus kemana mendaftar jika hendak melahirkan? Dengan nada terburu-buru saat itu petugas menunjukkan arah keluar katanya disanalah ruang bersalin, kami pun beranjak memasuki ruangan yang cukup ramai didalam banyak sekali ibu yang akan melahirkan terbaring sambil merintih-rintih. Tiba-tiba ada seorang bidan yang menghampiri dan menanyakan keperluan kami, suamiku menjelaskan tapi sangat disayangkan mereka menolak menerima saya karena ruangan sudah penuh. Rasa mulas makin terasa kuat saya pun mengusulkan untuk menunggu saja tapi kita daftar seolah-olah hanya ingin kontrol sayasesuai rencana sebelumnya. Saat itu penuh pendaftar tapi akhirnya nama ku dipanggil juga, aku punya nomor antrian dan menunggu dengan kesakitan ajaibnya lagi-lagi atas kehendak Alloh nama saya dipanggil untuk masuk ruang kontrol padahal kalau dilihat nomor antrian ini akan memakan waktu lama. Proses pertama seperti biasa saya ditimbang dan diukur tinggi badan barulah saya mengutarakan kondisi saya. Satu dikter dan asistennya saat itu langsung menutup pintu dan memeriksa saya. Pertama kali periksa dalam mengukur sudah pembukaan berapa dan dinyatakan lah saya sudah masuk pembukaan Sembilan tapi kepala bayi belum masuk panggul tak tersentuh. Diruangan itu sang Dokter menelpon bagian ruangan lain agar mempersiapkan segala sesuatu untuk proses kelahiran saya. Tak ada rasa panik yang kurasakan masih saja santai saat dibawa ke ruangan bersalin pun aku masih santai tak banyak meringis kesakitan Anak ku yang sholeh usapku pada janinku. Suamiku Hakimtea akhirnya menghubungi sanak saudara memberitahu bahwa saya akan melahirkan dan harus SC dan ya mereka pun datang, sayangnya saya tak sempat bertemu karena sudah masuk ruangan operasi.
Proses yang cepat hanya Satu jam tiba-tiba saya tersadar saat itu banyak selang yang tertempel dibadanku aku memegang perutku dan bayiku sudah tak ada dalam kandungan yang tersentuh hanya perut yang glambir dengan luka operasi dibalut perban. Oooh rasanya sakit sekali. Dalam kesendirian suamiku menghampiri menggenggam tanganku tapi aku tak begitu sadar karena masih dalam pengaruh obat bius aku hanya menanyakan bagaimana anak kita?
Pemberian Nama
Ashdinkey Varhavsky itu adalah nama yang kuberikan, nama yang ku buat sendiri. Pada saat aqiqah pun nama itu disebarkan. Aku tak pernah menyagka bahwa nama yang kuberi banyak menuai protes entah apa salahku tapi mertuaku menginginkan nama lain. Aku tak keberatan jika mereka menginginkan nama yang lain tapi saat ku tanyakan saran apa yang mereka beri untuk nama anakku mereka tak menjawab suamiku pun demikian. Ya nama itu pun tetap kuberikan pada akhirnya, sejak jauh-jauh hari saya juga sudah meminta suami untuk memberikan nama tapi sampai saat lahir pilihan nama untuk anak pertamaku belum saja ada. Nama itu bertahan hingga Havsky akan masuk TK. Nama itu memang terdengar rumit dari segi pelafalan bahkan jika ada yang bertanya pun mereka tak mampu menangkap nama apa yang saya ucapkan, salah dalam menuliskan akhirnya saya pun menyerah dan setuju untuk mengganti nama anakku. Aku menyerahkan urusan nama ini kepada suamiku dia menyarankan Haffie artinya yang lembut agar tak jauh berbeda dengan namanya terdahulu yang biasa kami panggil Havsky. Sebenarnya nama yang ku beri pun mempunyai makna yang sangat berarti. ASH adalah akronim dari nama suamiku Asep Saepul Hakim dinkey adalah gabungan dua kata bahasa Arab dien artinya perilaku, hukum, ketaatan dan key bahasa Inggris artinya kunci maksudnya kunci agama berharap anakku adalah orang yang faham dan taat terhadap agamanya sedangkan Varhavsky artinya perhiasan langit. Saat menanyakan kenapa tak dari dulu sebelum nama itu dijadikan akta mereka tak memberi solusi aku akan menerima dengan tangan terbuka karena nama memang harus yang terbaik dan disepakati karena ini anak kami aku ingin semua orang senang dan alasan yang suamiku berikan adalah karena dia tak ingin aku sedih, aku sudah mengandung dan melahirkan jadi memperbolehkan nama itu padahal dalam hati tidak ada perasaan itu justru aku akan senang jika urusan nama itu seharusnya dirundingkan. Meski sedikit ribet tapi aku beruntung proses penggantian nama Haffie berhasil dan akta nya pun sudah ada. Alhamdulillah
Tunggu kisah selanjutnya dari Haffie Ibrahim Hakim ya 😉
COMMENTS