Hai-hai mamah muda yang masih sama-sama belajar kaya saya suka jengkel ga sih kalau kita minta anak belajar suka banyaaaaaak aja alasannya k...
Hai-hai mamah muda yang masih sama-sama belajar kaya saya suka jengkel ga sih kalau kita minta anak belajar suka banyaaaaaak aja alasannya karena anak saya tuh sukanya main (anak mana juga yang ga suka main ya moms) udah gitu kebanyakan anak tuh malah nurut sama gurunya ketimbang orangtua nya. Sampai ucapannya referensinya tuh serba kata bu guru. Hmmm…. Ya udah nak, belajar yuk kata bu guru juga kan harus belajar triing 😉 dan kalau pun mau belajar harus ada jurus itu salah satunya kata bu guru dan juga harus dirayu dengan diiming-imingi hadiah (masih mending) eh pas lagi belajar tiba-tiba ekspresinya berubah-rubah jadi ngantuk lah, bosen lah, mau ini lah mau itu lah. Hehe… Eh tapi ada juga yang sampai diancam loh! Loh…loh…loh…nah tuh 😀
Bagusya sebagai orangtua kita harus bagaimana ya moms? Apa sih sejatinya makna dari belajar itu? Yuk simak baik-baik karena kita harus benar-benar tahu dulu makna dari belajar itu sendiri. Saat aku kuliah dulu ada mata kuliah khusus belajar dan membelajarkan dan diberitahu bahwa sebelum kita meminta anak-anak untuk belajar kita bahkan anak sendiri pun perlu tahu apa makna belajar itu. Saat ini yang membuat anak-anak dikatakan malas belajar oleh orangtuanya bisa jadi orangtua belum faham betul makna belajar karena design belajar yang terpampang dibenak orantua belajar itu harus duduk rapih berhadapan banyak buku, membaca, menulis, berhitung thats it. Yuk kita samakan dulu persepsi tentang belajar. Belajar itu sendiri adalah proses untuk memperoleh kecakapan, keterampilan, dan sikap. Bayangkan moms sebenarnya sejak dalam kandungan juga kita telah belajar, sejak bayi kita memiliki keterampilan sederhana seperti memegang botol susu, sampai mengenal wajah ibu, menirukan kata-kata dan semua itu diperoleh dengan cara belajar. Dalam pembelajaran itu saat memasuki masa kanak-kanak hingga masa remaja diperoleh lah sejumlah sikap dan membentuk karakter serta keterampilan nilai sosial sampai memperoleh kecakapan dalam berbagai bidang ajaran disekolah.
Muslim mengenal jargon yang mengatakan bahwa belajar itu dimulai sejak dalam kandungan hingga akhir hayat. Ya itu benar, maksudnya belajar itu tak ada batasnya dan apa pun bisa dijadikan pelajaran karena belajar itu adalah proses. Iya kan moms? Lantas jika kita menganggap semua adalah pembelajaran apakah berarti ini menganggap bahwa yang diterima saja sudah cukup? Tentu tidak moms karena saya juga tak setuju jika harus menyepelekan ilmu pengetahuan. Ada yang beranggapa bahwa ilmu pengetahuan itu adalah bekal sebagai modal untuk bersaing didunia ini. Eits bukan itu loh belajar itu adalah kewajiban
Hal yang wajib tak selalu harus ekstrim moms saat ini banyak dikembangkan metode-metode belajar yang asyik yang tidak membuat anak bosan duluan padahal baru diminta untuk belajar. Konsep membosankan sudah tertanam dalam benak anak dan mereka lebih memilih bermain. Tak ada yang salah dari bermain justru dengan bermain anak juga sudah belajar keterampilan motoriknya, jika perkembangan motoriknya baik maka tak ada hambatan saat sekoah nanti maksudnya banyak yang mengeluhkan anak menjadi lambat menulis ini bisa jadi karena sejak masa bermain anak tak diizinkan untuk bermain dan menahan perkembangannya. Disisi lain saat bermain anak juga belajar bersosialisasi dengan lingkungan seusianya yang bermanfaat untuk mengembangkan kepercayan dirinya, memperluas kemampuan problem solving membuatnya mampu bertahan dikehidupan masa depannya. Percayakan lah pada anak-anak kita bahwa saat mereka senang bermain bukan berarti mereka tak mau belajar melainkan sedang mengembangkan kemampuan yang lain. Berprasangka baik lah selalu pada anak-anak kita.
Moms, sebagai orangtua kita sangat menginginkan yang terbaik untuk anak-anak kita ya, tapi terkadang karena keinginan tersebut ada hal yang kita lupakan tentang jati diri kita yang berubah pada anak. Mungkin ini jarang disadari tapi sikap ini justru dapat merusak mental anak. Obsesi orangtua pada anaknya tak selamanya sama, minat anak bisa saja bertolak belakang dengan orangtuanya lantas saat keinginan ini melanda para orangtua ingatlah siapa yang akan belajar dan menjalani kehidupan masa depan anak. Kemampuan belajar anak itu unik dan saya yakin semua manusia suka belajar, mempelajari apa yang menjadi minat dan bakat mereka bahkan jika sesuatu terlihat menarik tak menghalangi kita untuk ingin belajar bukan. Misal, saat moms melihat resep masakan yang menggiurkan baru melihat gambar hasil masakan tersebut saja suah mendorong moms untuk belajar memasaknya kan? Begitu juga dengan anak kenal kan betapa mengasyikannya mengetahui sesuatu tunjukan manfaatnya maka anak pun akan tertarik untuk mempelajarinya. Saya punya pengalaman dengan anak pertama saya yang sangat penasaran ingin menonton acara favoritnyalalu bertanya pada saya “Bunda, lihat itu tulisannya angka berapa aa mau nonton” lalu aku jawab “jam 9” tapi tetap saja dia tidak tahu jam sembilan itu kapan dan terus bertanya dan disitulah saya mengatakan “makanya biar aa tahu waktunya mending belajar angka yang di jam dinding yuk. Jadi kalo aa penasaran mau tau acaranya kapan tinggal lihat jam saja” semudah itu dia pun tertarik dan mau belajar. Saat anak belajar huruf tak perlu terburu-buru mengenalkan huruf kapital atau huruf kecil karena bagi mereka itu akan membingungkan pada saatnya nanti juga mereka tahu biarkan mereka mengeksplorasinya. Temukan metode belajar yang tepat untuk mereka InsyaAlloh mereka pun tak merasa terkekang dengan istilah belajar karena belajar yang mereka bayangkan adalah hal yang mengasyikan mengetahui banyak hal.
Satu lagi yang penting yaitu jangan terlalu cepat memutuskan minat dan bakat anak sebelum mereka terlihat cukup baligh (mampu memilih mana yang baik dan tidak) karena masa kanak-kanak masih suka bereksplorasi jika memutuskan untuk memokuskan pad bidang tertentu saja maka akan menutup kesempatan mempelajari kemampuan lainnya. Lebih baik buka kesempatan seluas-luasnya anak untuk belajar karena lebih baik mengetahui banyak hal daripada minim ilmu ya moms. Setiap manusia akan menekuni suatu bidang dan spesialisasi nya nanti. Namun kemampuan dasar tetap menjadi kebutuhan manusia. Pengetahuan dasar seperti matematika, sains, pengetahuan sosial dan sejarah, hal-hal yang sedang booming dan kekinian, pengetahuan agama, keterampilan olahraga sederhana, kemampuan berbahasa, tetap harus dipelajari semua anak.
Ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya, jadi ayo bersemangat moms jangan cepat putus asa dan marah-marah karena yang kita didik adalah buah hati yang sangat dicintai. Berprasangka baik lah selalu pada mereka Insya Alloh kebaikan pun akan menghampiri. Jadi pengingat juga bahwa setiap anak berhak belajar dan berhak menjadi ‘senang belajar’. Ini tugas kita para orangtua untuk membantu mereka ^_^
COMMENTS